Baju Adat untuk Pernikahan Khas Palembang Baik Aesan Gede maupun Aesan Paksangko juga sama-sama bisa dijadikan sebagai busana yang tepat untuk pernikahan. Bulan-bulan tersebut konon dipercaya oleh masyarakat setempat bahwa bulan purnama sedang cantik-cantiknya menyinari bumi sehingga cahayanya akan menjadi penerang kehidupan bagi kedua mempelai secerah purnama.
Tentu saja semua aksesorisnya juga berwarna emas dengan aksen merah yang melambangkan kemewahan dan keberanian, serta ketegasan.
Nah, itu tadi beberapa informasi mengenai baju pernikahan adat yang luar biasa, setiap detailnya menggambarkan keagungan dan kemewahan khas Palembang.
Tidak sembarang orang boleh memakai pakaian ini. Sedangkan untuk aksesorisnya masih tetap mengenakan aksesoris wajib khas Pakaian adat Palembang. Walaupun perkembangannya tidak cukup siginifikan dan masih kental dengan aksen klasiknya.
NextItu dia informasi mengenai penjelasan pakaian adat Palembang lengkap dengan gambarnya yang dapat Anda jadikan inspirasi dan referensi.
Baju adat aesan paksangko terdiri dari baju kurung sebagai atasan dengan motif bunga bintang berwarna keemasan yang disempurnakan dengan tengkupan terate dada pelengkap penutup dada.
Baju Adat Palembang Anak Festival Tarian Adat Pada umumnya pada saat dikenakan oleh anak-anak di acara festival atau karnaval baju adat Palembang anak ini akan cukup dibuat dengan model yang cukup simple namun tetap terkesan klasik dan tradisional. Hal ini dapat dilihat dari corak, warna, model, aksesoris, hingga tata rias yang digunakan.
NextSungai Musi dengan panjang 750 km membelah kota Palembang menjadi 2 bagian.
Tidak hanya Aesan Paksangko saja, baju adat Palembang wanita dan pria juga ada yang bernama Aesan Paksangko.
Umumnya, para orang tua murid lebih memilih sewa baju adat karena lebih murah. Kopiah Cuplak dan Karsuhun Komponen pertama dari pakaian adat Sumatera Selatan aesan gede yang pertama merupakan penutup kepala.
NextSelempang sawit adalah selempang yang digunakan pada bahu pria atau wanita yang memiliki simbol jika pria dan wanita harus sejajar dan tidak ada yang diatas atau dibawah.
Ada baiknya, untuk mencegah punahnya tradisi di Sumatera Selatan, pemerintah menjadikannya sebagai objek wisata.
Salah satu warisan budaya tersebut misalnya dapat kita temukan pada pakaian adat Palembang yang hingga kini masih sering digunakan para pengantin dalam upacara adat pernikahannya. Pihak pengantin lelaki datang dengan rombongan menjemputi pengantin untuk berkunjung ketempat mereka, sedangkan dari pihak wanita sudah siap rombongan untuk nganter ke pengantin. Selain itu, busana adat ini juga bisa dipadukan dengan kebaya modern yang menggunakan model baju kurung.
NextMahkota yang digunakan pengantin adat Palembang disebut karsuhun , namun juga ada yang menyebutnya sunting Palembang.
Makna dibalik penggunaan gelang ini adalah untuk menggambarkan seorang wanita yang dianggap sebagai permaisuri yang harus diperhatikan.
Hal ini dikarenakan busana ini merupakan busana yang digunakna oleh kalangan kerajaan dan bangsawan di Palembang pada masa lalu. Tradisi ini dilakukan apabila proses Madik berhasil, untuk menunjukkan keseriusan, keluarga besar pria mengirimkan utusan resmi kepada keluarga si gadis. Semoga artikel diatas dapat bermanfaat dan terima kasih.
Adapun ciri khas atau gaya Aesan Gede adalah menggunakan kombinasi warna merah jambu dengan warna keemasan.
Pada pengantin pria, bagian kepala dipasang penutup kepala berupa mahkota yang bernama kesuun.
Baju adat Aesang Paksangko ini tampak anggun di saat pertama kali dilihat.
NextSetelah cacap-cacapan, akan ada acara sirih panyapo , dimana pengantin wanita akan memberikan sirih kepada suaminya sebagai perlambang bahwa dalam pernikahan keduanya akan saling memberi dan menerima.
Setelah sebelumnya kami sudah membahas mengenai berbagai macam pakaian adat seperti pakaian adat jawa, sunda, padang, minang dan sebagainya.